Stola di Hujung Dermaga

"Stola di Hujung Dermaga" Sunyi adalah hantu dan ketakutan. Kesendirian cuma cara satu-satunya menyelamatkan cinta dari luka. * Seperti biasa, tiap Sabtu penghujung minggu di awal bulan, Zora mengisi acara di kawasan pantai itu. Zora namanya. Ia seorang guru seni nan rupawan. Seorang pelatih tari dan musik. Umurnya 29 dan masih gadis. Sore itu Zora tiba di lokasi pertunjukan lebih awal. Masih jam makan siang, Zora tiba dengan mobil putihnya di samping Open Stage sebelah warung. Berbagai kelengkapan seni ia letakkan di meja samping panggung. Zora letih. Zora bersandar di kursi plastik. Ia menoleh sekeliling, dan sesekali melirik jam tangan. Wajahnya sidikit cemas. Pukul 12.30 WIB. Setengah jam setelah kedatangannya, seseorang bergegas merapat ke hadapan Zora menyodorkan tiga seruling bercorak Gorga Batak. "Maaf terlambat, Bunda. Ini seruling pesanan kita dari nada E, G dan A." Ungkap Boris merasa bersalah. "Tidak, Tak apa. Bunda juga baru sampai. Mana rekan lain...